
Awal 2016, Kereta Beroperasi di Tanjung Priok
Awal tahun 2016, pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan kereta pelabuhan sudah dapat beroperasi. Dengan adanya pengoperasian jalur kereta, maka kepadatan lalu lintas di pelabuhan dapat dikurangi.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pembenahan jalur kereta Pelabuhan Tanjung Priok yang menghubungkan Jakarta International Container Terminal (JICT) sudah menyelesaikan tahap pembebasan lahan. Namun, jalur kereta tersebut belum bisa dihubungkan dengan Stasiun Tanjung Priok. Karena masih dalam proses pembebasan lahan untuk ruas jalur tersebut.
Adanya kereta pelabuhan berguna untuk mengurangi penumpukan barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan menggunakan kereta, barang akan lebih cepat diangkut dan biayanya menjadi murah. Menurut analisis dari Menteri Koordinator Bidang Maritim Rizal Ramli bahwa biaya angkut barang di terminal Pelabuhan Tanjung Priok lebih mahal dua kali lipat daripada terminal peti kemas Gedebage, Bandung.
Biaya angkut terminal Gedebage lebih murah, karena memanfaatkan transportasi kereta. Sementara di Pelabuhan Tanjung Priok masih mengandalkan truk kontainer. Sebab itu, ia ingin mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Priok. Menurut Rizal Ramli juga, selain lebih murah, pengaktifan jalur kereta di Tanjung Priok juga dapat mengurangi kemacetan, karena berkurangnya jumlah kontainer yang beroperasi.