Berencana Buka Rute Baru, Garuda Tambah 9 Pesawat Baru

Berencana Buka Rute Baru, Garuda Tambah 9 Pesawat Baru

Berencana membuka rute-rute baru, maskapai penerbangan Garuda Indonesia akan menambah 9 pesawat baru pada tahun ini untuk dapat digunakan oleh Garuda maupun anak usahanya, Citilink.

Salah satu rute baru yang akan dibuka adalah penerbangan ke Tiongkok dengan tujuan Chengdu dan beberapa kota lainnya.

Direktur Utama Garuda, M. Arif Wibowo menyatakan bahwa lalu-lintas penerbangan tahun ini diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 6% dibanding tahun 2015. Di 2017, available seat kilometer masih mampu tumbuh 14,7%.

Berdasarkan data selama tahun 2016, prosentase penerbangan ke Tiongkok tumbuh 50,8% dan Timur Tengah 21,2%. Sedangkan untuk penerbangan domestik dengan rute ke Papua, Maluku, dan Sulawesi tumbuh sebesar 12,5%. Untuk penerbangan ke wilayah barat Indonesia seperti Sumatra dan intra Sumatra tumbuh 6,7%.

Arif Wibowo mengatakan, “Untuk penerbangan domestik, kami ingin memperluas rute ke wilayah Timur Indonesia seperti Papua, Maluku, Sulawesi. Rute internasional yang akan dikembangkan adalah Tiongkok dan Timur Tengah.”

Menurut Arif Wibowo, rute populer penerbangan domestik antara selain Bali adalah daerah wisata seperti Danau Toba (Sumatera Utara), Belitung (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa tengah), Gunung Bromo (Jawa Timur), Mandalika Lombok (Nusa Tenggara Barat), Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara). Sedangkan, untuk rute internasional adalah Tiongkok dan Eropa.

Lanjut Arif, sampai saat ini industri penerbangan masih prospek. Selama 2016, available seat kilometer Garuda Indonesia naik 19,4%, sedangkan revenue passenger kilometer (RPK) tumbuh 11,1%. Jumlah penumpang Garuda Indonesia naik 6% sedangkan untuk Citilink naik 19,9%. Kemudian pada 2016 lalu Garuda Indonesia juga menambah penerbangan ke London Heathrow (LHR), 3 rute baru ke Tiongkok dengan keberangkatan dari Bali dan penambahan kapasitas penumpang ke Arab Saudi.

“Kami memperkirakan stabilitas ekonomi masih terjaga. Tetapi kami juga harus menyiapkan cara untuk berjaga-jaga jika mendadak terjadi kenaikan harga kurs dan harga minyak. Kami menyiasati kenaikan harga bahan bakar menggunakan tarif US$ 54 sen perliter. Sehingga, Garuda Indonesia kuat menghadapi lonjakan jika sewaktu-waktu ada kenaikan kurs dan harga minyak,” ujar Arif Wibowo.

Garuda juga menerapkan strategi lain dengan menghadapi persaingan yang ketat di 2017. Tahun ini, manajemen Garuda Indonesia menargetkan 27 juta penumpang sedangkan Citilink menarget 13 juta penumpang. Pangsa pasar Garuda pun masih 41,2% untuk domestik dan 26,7% untuk internasional.

Arif Wibowo menambahkan, “Tahun depan targetnya bisa 42-43%. Target kami untuk 4 tahun depan pangsa pasar kami mencapai 50% untuk domestik dan 40% untuk internasional.”

Write a Comment