
Peralatan Tak Sebanding Dengan Kapasitas, Dwelling Time Naik ke 3,5 Hari
Usaha pemerintah untuk menurunkan biaya logistik sebagai upaya menekan naiknya harga barang dengan menurunkan angka dwelling time atau waktu inap peti kemas nampaknya belum berhasil baik.
Jika di tahun 2016, angka dwelling time mampu turun di angka 2,9 hari, maka kurun semester I-2017, angka dwelling time kembali naik menjadi 3,5 hari.
Dilansir dari kompas.com, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengatakan, “Kenaikan angka dwelling time pada semester I-2017 diakibatkan naiknya arus barang.”
Tonny mengatakan bahwa naiknya kebutuhan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri memberikan dampak pada meningkatnya volume barang yang datang/masuk. Ia juga menuturkan jika terbatasnya peralatan untuk mengakomodir arus barang yang kurang memadai menjadi penyebab dwelling time meningkat.
“Ada antrean karena kebutuhan barang. Ini otomatis berdampak pada bertambahnya dwelling time,” kata Tonny.
Untuk mengatasi naiknya dwelling time, pihaknya akan kembali mengevaluasi berbagai permasalahan pada implementasi di lapangan agar dapat menekan kembali angka dwelling time hingga sesuai target yang ditetapkan.
Tonny juga menyatakan, jika ada permasalahan pada proses bongkar muat, maka hal tersebut akan segera diperbaiki. Dan jika permasalahannya pada proses administrasi, pihaknya akan memberi sanksi kepada pihak yang terbukti bersalah.
Pada semester II 2017 ini, Tonny bersama jajarannya menjanjikan angka dwelling time akan kembali turun dibanding semester I 2017. “Kami akan koordinasikan dulu semuanya,” ujar Tonny.
Write a Comment